Mereka bilang, apa yang kita lakukan, putuskan apapun itu, pasti ada konsekuensi yang harus kita tanggung. Baik buruk, semua itu sudah menjadi hal yang memang ada. Terkadang kita sudah tahu konsekuensi yang akan kita dapat, dan sebelumnya, kita sering bilang pada kita sendiri, bahwa kita akan bisa menghadapinya. Misalnya, sudah tahu jatuh cinta itu bisa buat patah hati, toh kita tetap akan senang merasakan jatuh cinta, dan sejenak melupakan bahwa semuanya itu kadang akan ada akibatnya. Jika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan yang kita inginkan, kemudian kita patah hati misalnya, ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi, sejenak kita terjebak pada situasi yang sebenarnya telah kita prediksi sebelumnya. Dan banyak yang mengira kita kuat, ternyata tidak, walaupun itu sementara, dan tidak sampai membuat kita menyerah untuk tetap jatuh cinta toh.
Seperti dalam kehidupan, katanya saling memahami, mengerti satu sama lain itu penting. Namun tetap saja, sudah tahu memang seperti itulah adanya, terkadang kita tetap menggerutu, bersikap tidak menerima. Contoh, saya tidak suka sikap si A, menurut saya si A orangnya menyebalkan dan seringkali membuat saya tidak nyaman. Saya tahu, memang itu sudah menjadi sifatnya seperti itu, it means that maybe it is normal according to A’s mind. Gaya bicaranya, cara dia ngomong, ya memang seperti itu. Kemudian saya mencoba memahaminya. Tetapi seiring itu, saya cerita ke orang lain, tentang ketidak sukaan saya kepada si A. walaupun saya tahu itu sudah menjadi sifat si A, dan saya sudah berusaha memahaminya, tapi tetap saja, terkadang ada sesuatu yang tidak bisa saya terima begitu saja. Ok dia punya sifat seperti itu, jadi kalau ada orang yang tidak suka, misalnya saya, bukankah itu juga hak saya dan itu sudah menjadi konsekuensi si A ? toh kita tidak bisa memaksakan seseorang agar suka sama or benci sama kita bukan ?
Menyenangkan orang lain adalah pahala, tetapi terkadang kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Setiap pro dan kontra itu sudah menjadi hal yang normal yang akan kita temui dalam hidup. Saya pun sudah berkali-kali tahu tentang itu, tapi, tetap saja terkadang saya tidak menerima begitu saja perlakuan orang terhadap saya. Namun setelah, beberapa saat, apa yang terjadi membuat saya tersadar. Misalnya saja, pernah suatu kali, ada teman menganggap saya adalah orang yang sombong (it’s heard no joke). Ok, mungkin saat itu saya pikir tidak ada yang salah, sehingga tindakan yang ia kategorikan sebagai sebuah kesombongan itu, menurut saya adalah sebuah hal yang wajar (in my own mind of course)*duw ko malah tambah sombong giniii*. Seharusnya pula, saya sudah tahu, jika saya bersikap -yang oleh orang lain dianggap sombong-, maka konsekuensi saya salah satunya ya itu tadi. Seharusnya saya bisa menerima. Namun pada saat ia mengatakan itu, saya sempat terhenyak, dan berpikir, benarkah saya sesombong itu? Ada hati kecil saya merasa tidak terima, berusaha menyangkal apa yang dituduhkan. Saya diam dan berusaha tidak begitu menanggapi apa yang ia omongkan. Sempat terlintas jadi apa yang saya kira selama ini, yang menganggap bahwa mereka tidak ada masalah dengan saya adalah sebuah kesalahan. What so naïf! Me. Namun kemudian saya berpikir kembali, apa yang menyebabkan ia berpikir seperti itu kepada saya, sehingga muncul penilaian seperti itu. Well, sometimes apa yang menjadi kriteria bagus, normal, wajar buat saya ternyata belum tentu orang lain menilai sama (ya iye lahh). Jadi kenapa masih saja ada orang yang memaksakan penilaiannya kepada orang lain? Well I mean, I am talking about subjective opinion. Penilaian orang terhadap sesuatu pasti tidak seragam dan pasti setiap orang punya kriteria tersendiri.. Hahaha, itu pasti sudah sering kita dengar dan tahu, bahkan mungkin kawans malah lebih tahu dari saya, tapi kembali seperti yang saya katakan di atas, terkadang sudah tahu bagaimana resikonya, sudah tahu memang begitulah adanya, kadang kita belum dapat menerimanya dengan lapang dada, atau mungkin kita memang belum tahu, atau bahkan tidak mau tahu?eh…Musti banyak belajar bagaimana setidaknya meredam heart disease (baca:penyakit hati) heuuu
'Orang sombong ga akan sampai puncak'
*lupa quote darimana*
Semoga kita menjadi orang yang sabar dan dengan mudah melapangkan dada, kawan... amin.
No comments:
Post a Comment
mau komentar tentang tulisan di atas? atau kritik? silakan, jangan lupa kasih saran juga ya.. terima kasih