Thursday 21 January 2010

Area X, novel sains futurologi

UFO (Unidentified Flying Object) atau yang kita kenal sebagai piring terbang, sampai saat ini masih menjadi polemik di tengah masyarakat. Walaupun telah muncul fenomena-fenomena aneh di sekitar kita, yang mengarahkan kita untuk membuat asumsi bahwa piring terbang itu ada. Yang paling kontroversial mungkin adalah peristiwa Roswell bahkan dulu ada sebuah serial televisi yang mengambil judul yang sama. Berkisah tentang adanya makhluk asing yang ternyata telah hidup berdampingan dengan umat manusia, dan hanya segelintir orang yang menyadarinya. Saya pun, dulu menyukai serial ini. Terkadang sampai membuat saya bertanya-tanya apakah benar memang kita tidak benar-benar ‘sendirian’ di jagad raya ini. Tema-tema tentang UFO inipun telah menginspirasi para sutradara untuk membuat film tentang keberadaan makhluk asing ini. Para peneliti masih mengkaji bab tentang keberadaan makhluk lain selain manusia. Membaca novel Eliza V. Handayani ini kita akan diajak mengkaji keberadaan UFO, fenomena-fenomena yang menyertainya, orang-orang yang meneliti tentangnya.
Novel setebal 368 halaman ini bercerita tentang keadaan Indonesia pada abad XXI, tepatnya pada tahun 2015. Digambarkan pada saat itu, dunia sedang dihadapkan pada masalah krisis energi, sehingga setiap negara berupaya menemukan energi alternatif lainnya. Tidak terkecuali Indonesia. Pada awal novel, penulis menceritakan gambaran keadaan Indonesia, dari 2001-2015. terutama bidang teknologi dan IPTEK. Salah satunya adalah pendirian pusat penelitian IPTEK mutakhir, yang berjumlah 10 area. Tiap-tiap area tersebut memiliki fungsinya masing-masing, dan yang akan banyak dibicarakan dalam novel ini adalah area X (area sepuluh). Oleh karena banyak menyimpan misteri, dan beredar kabar bahwa di tempat sedang diadakan penelitian berbahaya dan illegal, orang-orang menyebutnya area X. Yudho bersama seorang temannya pun terusik untuk menyelinap ke Area X hanya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya yang dilakukan para peneliti di area X. Yudho berhasil masuk ke dalam area tersebut bersama temannya, Rocki. Ternyata keberadaan mereka diketahui penjaga, Yudho dapat meloloskan diri, tetapi Rocki terjebak. Keesokan harinya mayat Rocki ditemukan di luar area X. Yudhopun merasa bersalah telah meninggalkan temannya, bahkan ia dijauhi teman-temannya. Sejak kejadian itu, Yudhopun sering merasa diikuti dan diawasi. Kemudian ia bertemu dengan Elena Valeria, mahasiswa Astrofisika S2 sekaligus seorang asisten peneliti bidang ufologi, sedang meneliti adanya penampakan aneh yang dialami oleh seorang ibu dan anaknya di dekat area X. Elly adalah anggota pusat penelitian UFO di Indonesia. Dalam novel ini, kita akan diajak untuk mengetahui seluk beluk UFO, sesuatu yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan, misteri dan pertanyaan.
Berbagai penampakan yang diidentifikasi mirip cakram terbang dari belahan dunia disajikan dalam alur cerita lewat percakapan tokoh-tokohnya. Kejadian demi kejadian mendorong Elly dan Yudho bersama-sama kemudian menyelidiki lebih jauh tentang Area X. Walaupun apa yang mereka lakukan mengakibatkan mereka sempat dijauhi teman dan keluarga mereka. Keingintahuan Elly tentang UFO, bahkan telah membuat konflik antara dia dengan ayahnya. Bagi ayahnya, yang seorang ilmuwan psikoanalis terkemuka, orang-orang yang mengaku melihat UFO atau pernah diculik oleh makhuk asing adalah sebuah bualan besar, dan hanya terjadi pada orang-orang yang merasa tersesat dan tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa atau orang-orang yang bermimpi untuk hidup di dunia yang lebih baik, namun tidak berusaha untuk mewujudkan dunia itu. Namun Elly bersikeras, dan membuktikan bahwa inilah yang ia ingin lakukan. Bahkan Elly dihadapkan pada bukti-bukti tentang keberadaan makhluk asing disekitarnya. Dan hal itu makin membuat Elly terus ,melanjutkan penyelidikannya. Kesemuanya bermuara pada satu area, yupz, Area X.
Pada akhirnya apa yang mereka temukan dan lihat di Area X setidaknya dapat menjawab pertanyaan mereka selama ini. Berbagai istilah ilmiah yang berkaitan dengan penelitian banyak muncul, seperti, crop circle, DNA heliks ganda, debris, mattambre dan istilah lainnya. Terkadang kita dapat menemukan arti dari istilah-istilah tersebut pada catatan kaki. Dan, akhirnya seperti apa yang ditulis di sampul novel, apakah benar kita tak pernah benar-benar sendirian? You’ll find out wot the meaning was….whether it has a complexity or not, this novel is surely recommended for them who like a future science story like UFO for example.

Area X-un

Enfin, j’ai fini le lire. Un roman scientific d’une auteur indonésienne s’appelle Eliza V. Handayani. Le titre du roman c’est « Area X ». j’ai gagné ce roman de mon petit frére. Un jour il y avait le postier qui nous avait envoyé le roman. il écrit, c’était pour mon petit frére. Je lui ai demandé alors, comment il peut gagner ce roman, mais j’ai trouvé la reponds moi meme alors. Il a suivi une competion, quelquechose vient du blogger parraître. Then, he asked me to make a review from it. Avoir regardé ce roman, je me souviens quelquechose, c’est comme j’avais appris et lu le roman avant. Mais quand, j’avais oublié. Je reste me demander. Je commencait à lire le roman. De la préface, alors j’ai trouvé la reponds. Ah, le voilà, il a dit que, ce roman avait paru au journal « Horizon », un journal de la littèrature, du janvier au septembre 2001. Moi, je me souviens, quand j’étais au lychée, j’ai emprunté souvent le journal à la blibliothèque. Et dans ce journal, alors, je l’ai appris. Mais, à ce moment lá, je n’ai pas suivi l’histoire, hhwhhehh.. dunno, i were not really interested on it. Et maintenant, j’ai le roman, ici, j’ai fini de le lire, et je vais essayer de faire le resume de ce roman. Le voilá j’ai demandé aussi ma soeur de coriger un peu s’il y a quelquechose qui ne va pas sur le texte

Titre : Area X
Auteur : Eliza V. Handayani
Editeur : DAR ! Mizan
Le premier edition ; 2003
Langue : indonesien
Nombre de pages : 368

“Kita hanya tahu tak lebih dari secuil rahasia alam. Kita tak tahu bagaimana asal-usul galaksi kita, bagaimana proses evolusi suatu planet sehingga dapat menyongkong kehidupan, atau bagaimana makhluk hidup pertama bangkit. Apakah semuanya berawal dari Big Bang? Dari sup primodial, dari mana terlahir mikroba paling sederhana, yang kemudian –berevolusi menjadi makhluk canggih seperti kita sekarang ini? jika demikian, apakah kehidupan suatu yang unik, ataukah lumrah, di alam raya? Pengembaraan kita ini adalah upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dapat mengubah cara manusia memandang dirinya, tempatnya, dan maknanya.”
Seketika auditorium menjadi hening-tenggelam dalam pemikiran akan betapa luasnya kuasa Yang Maha Esa.
(Area X, 82:2003)

Ah, betapa peliknya alur waktu yang menuju ke saat ini! Berapa banyak jalur kehidupan orang yangsaling bersilang dan bertemu di satu titik ? Apakah kejadian terkecil di dunia ini, kejadian yang paling tak berarti……memiliki kekuatan yang dapat mengubah masa depan selamanya?........Akankah umat manusia tetap akan keluar sebagai satu-satunya makhluk hidup yang berbudaya di bumi biru ini? jika waktu diputar di tempat lain. Di sudut terpencil jagad raya ini, apakah seluruh proses itu akan terjadi lagi-di tempat lain, menghasilkan makhluk hidup lain, peradaban lain?
“Segala pertanyaan ini-….” Suara si Ibu Penceramah mengoyak awan lamunan Elly…..”-dan segala instrumen ini, betapapun canggih kedengarannya, sebenarnya menunjukkan betapa kecilnya kita. Dengan teknologi yang kita bangga-banggakan, kenyataannya kita tetap hanya dapat mengintip serpihan kecil dari jagad raya yang tiada terhingga luasnya ini. Karena itulah, anak-anakku sekalian, tidak ada alasan bagi kita untuk merasa puas, apalagi sombong, dengan kadar ilmu yang kita miliki. Hanya dengan keikhlasan untuk mengakui bahwa ‘kita tidak tahu segalanya’-lah kita bisa mencapai kemajuan. Karena itulah, kita perlu mencari tahu.” (Area X, 83-84: 2003)