Saturday, 3 December 2011

Hummm, sebenarnya humm, saya mau update blog saya ini. Katanya mo bloggeran tapi yah beginilah kenyataanya, ko tambah ke sini, tambah berkurang saja postingan tulisan saya. Lihat saja, tahun 2009, di awal ko bisa ada 18 postingan, kemudian 2010, jadi 9, 2011 jadi 3, 4 ditambah yang ini, jangan-jangan nanti ga jadi ngeblog lagi, karena tak menghasilkan. *apa maksude?*

Jadi, kenapa,? humm, pastinya ya yang tahu saya. Malas. Tak punya ide , ah Cuma alasan saja. Kalu mau, banyak ide dan sesuatu yang di sekitar saya, atau bahkan tentang saya sendiri bisa dituangkan dalam tulisan.

Lalu kenapa ? yah, entahlah, suatu kali saya bisa merasa harus menulis ini atau itu, tapi setelahnya malah saya tak jadi menyelesaikan tulisan dan tentu saja tak jadi juga saya taruh di blog.

Hummm, menulis..., pada awalnya, dulu, saya merasa semangat, seakan-akan ingin menuliskan apapun yang saya alami yang saya anggap layak diceritakan (haiss). Tapi seperti sudah saya tulis tadi, makin ke sini, saya pun tak bisa melawan (emang perang ?). Terkadang saya sekarang harus mikir lagi, kalau menulis di blog, soalnya hummh....

Dulu kunjungan ke blog saya tak sebanyak sekarang. Bahkan , humm, yang mengherankan, kalau tidak salah tahun 2009 atau tahun 2010 yah, ko jadi lupa gini, pernah saya lihat blog saya ini banyak mendapat kunjungan. Sempat merasa aneh sendiri, karena apa, pada waktu itu (bahkan sampai sekarang) saya merasa tulisan di blog saya ini bukan menyuguhkan tema-tema yang populer. Maksud saya, terlintas di pikiran saya, bahwa sekarang musti hati-hati kalau mau nulis, nanti banyak yang lihat, sudah siapkah dengan komentar-komentar ?! yah, namanya juga blog terbuka, siapa saja bisa lihat , siapa saja bis akomentar , *dari kemaren juga gituww kalee*.

Yah, begitulah, sampai sekarang, saya mikir-mikir, kelamaan mikir, jadinya ga pernah update blog lagi.

Menjadi lebih aktif di blog, semoga…(sengaja kata « semoga » ditaruh di belakang biar kek artikel-artikel ithuwww)

Apo sehh ne

Diposting hari ni, nulisnya kemaren …penting ga penting

Sunday, 23 October 2011

I was upset of nothing that I would understand. My mind felt fly away on a high unknown space. My eyes caught nothing but just many of white shadows. I can not reach a mind of mind. Why I did those, why I did this, somehow I knew not. What just my heart says, sometime I trapped in a little doubt. But not this time, when I was sure about, but the destiny told me the other thing. As if I were so hallow, absurd. A little think, about something, poisoned me. I do not want to go in deep, but my mind has already bought me in to in. I am demanding my self, so what exactly happen in it. Could it be who control it, or it was something else? I am bit dizzy, and the hole my mind was walk in to some absurd state. Let it open its self. The way it works, it just like that maybe. Help me find myself…….find I………find myself………….


Le neuf juillet deuxmilledix


just want to post it.......

Monday, 18 July 2011

Amazon Giftcard from jibtv? yupz

Finally I received the book which I purchased from Amazon.com for about the last two weeks. Since this was the first time I tried to get things from abroad, I was wondering how much was the charge I had to pay for purchasing items from abroad. My brother told me that I would have to pay some taxes if the price of the items is more than $50. That’s the Indonesian customs policy he said. Then, I chose the iparcel, of course this was the cheapest among the other delivery services, that’s why I prefered to use it…... I bought the items in June 4th 2011, and the estimate delivery was June 30, 2011 - July 21, 2011, but finally it arrived at my home in the early of July. So, it took almost one month in its delivery. The package was brought by the postman. I thought I wouldn’t have to pay any, for it wasn’t more than $50, but Mr. Postman asked me Rp. 5000, I don’t know, for administration maybe…or it is again a customs policy, errr, he told me, what for, but I forgot it...heuuee…

After being JIBTV monitor about six months I have got the Amazon gift card for free. And of course I was lucky having this because I can use it to buy some items in Amazon.com for free. But unfortunately, I can not use it to buy items in amazon.fr, bit upset, but that’s ok, maybe next time I’ll get another chance.(-_-'). Yupz, it can only be used in amazon.com, means USA. I thought it can be used in some others of Amazon affiliates, such as amazon.fr, or amazon.jp (wondering why there is no Amazon.id (Indonesia) ? J),

It is quiet easy to become monitor. When the JIBTV is looking monitor you can apply for it. If they have approved your application, then you have got the opportunity to get Amazon gift card. Then, all you have to do is just watchin theJIBTV programs asked, and then submit your comment about the program, in 300 words minimal. Anything about how to become monitor can be found in JIBTV webpage. Thus, better to visit the JIBTV web sometimes, or you can find the information in their daily shows to know if they are looking for monitor.

Now, the three books that I have purchased are in my hand. Still try to finish reading it.

halaaahh :))

Monday, 21 March 2011

La Vie........

Mereka bilang, apa yang kita lakukan, putuskan apapun itu, pasti ada konsekuensi yang harus kita tanggung. Baik buruk, semua itu sudah menjadi hal yang memang ada. Terkadang kita sudah tahu konsekuensi yang akan kita dapat, dan sebelumnya, kita sering bilang pada kita sendiri, bahwa kita akan bisa menghadapinya. Misalnya, sudah tahu jatuh cinta itu bisa buat patah hati, toh kita tetap akan senang merasakan jatuh cinta, dan sejenak melupakan bahwa semuanya itu kadang akan ada akibatnya. Jika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan yang kita inginkan, kemudian kita patah hati misalnya, ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi, sejenak kita terjebak pada situasi yang sebenarnya telah kita prediksi sebelumnya. Dan banyak yang mengira kita kuat, ternyata tidak, walaupun itu sementara, dan tidak sampai membuat kita menyerah untuk tetap jatuh cinta toh.

Seperti dalam kehidupan, katanya saling memahami, mengerti satu sama lain itu penting. Namun tetap saja, sudah tahu memang seperti itulah adanya, terkadang kita tetap menggerutu, bersikap tidak menerima. Contoh, saya tidak suka sikap si A, menurut saya si A orangnya menyebalkan dan seringkali membuat saya tidak nyaman. Saya tahu, memang itu sudah menjadi sifatnya seperti itu, it means that maybe it is normal according to A’s mind. Gaya bicaranya, cara dia ngomong, ya memang seperti itu. Kemudian saya mencoba memahaminya. Tetapi seiring itu, saya cerita ke orang lain, tentang ketidak sukaan saya kepada si A. walaupun saya tahu itu sudah menjadi sifat si A, dan saya sudah berusaha memahaminya, tapi tetap saja, terkadang ada sesuatu yang tidak bisa saya terima begitu saja. Ok dia punya sifat seperti itu, jadi kalau ada orang yang tidak suka, misalnya saya, bukankah itu juga hak saya dan itu sudah menjadi konsekuensi si A ? toh kita tidak bisa memaksakan seseorang agar suka sama or benci sama kita bukan ?

Menyenangkan orang lain adalah pahala, tetapi terkadang kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Setiap pro dan kontra itu sudah menjadi hal yang normal yang akan kita temui dalam hidup. Saya pun sudah berkali-kali tahu tentang itu, tapi, tetap saja terkadang saya tidak menerima begitu saja perlakuan orang terhadap saya. Namun setelah, beberapa saat, apa yang terjadi membuat saya tersadar. Misalnya saja, pernah suatu kali, ada teman menganggap saya adalah orang yang sombong (it’s heard no joke). Ok, mungkin saat itu saya pikir tidak ada yang salah, sehingga tindakan yang ia kategorikan sebagai sebuah kesombongan itu, menurut saya adalah sebuah hal yang wajar (in my own mind of course)*duw ko malah tambah sombong giniii*. Seharusnya pula, saya sudah tahu, jika saya bersikap -yang oleh orang lain dianggap sombong-, maka konsekuensi saya salah satunya ya itu tadi. Seharusnya saya bisa menerima. Namun pada saat ia mengatakan itu, saya sempat terhenyak, dan berpikir, benarkah saya sesombong itu? Ada hati kecil saya merasa tidak terima, berusaha menyangkal apa yang dituduhkan. Saya diam dan berusaha tidak begitu menanggapi apa yang ia omongkan. Sempat terlintas jadi apa yang saya kira selama ini, yang menganggap bahwa mereka tidak ada masalah dengan saya adalah sebuah kesalahan. What so naïf! Me. Namun kemudian saya berpikir kembali, apa yang menyebabkan ia berpikir seperti itu kepada saya, sehingga muncul penilaian seperti itu. Well, sometimes apa yang menjadi kriteria bagus, normal, wajar buat saya ternyata belum tentu orang lain menilai sama (ya iye lahh). Jadi kenapa masih saja ada orang yang memaksakan penilaiannya kepada orang lain? Well I mean, I am talking about subjective opinion. Penilaian orang terhadap sesuatu pasti tidak seragam dan pasti setiap orang punya kriteria tersendiri.. Hahaha, itu pasti sudah sering kita dengar dan tahu, bahkan mungkin kawans malah lebih tahu dari saya, tapi kembali seperti yang saya katakan di atas, terkadang sudah tahu bagaimana resikonya, sudah tahu memang begitulah adanya, kadang kita belum dapat menerimanya dengan lapang dada, atau mungkin kita memang belum tahu, atau bahkan tidak mau tahu?eh…Musti banyak belajar bagaimana setidaknya meredam heart disease (baca:penyakit hati) heuuu

'Orang sombong ga akan sampai puncak'

*lupa quote darimana*

Semoga kita menjadi orang yang sabar dan dengan mudah melapangkan dada, kawan... amin.