Berawal dari pikiran liar yang muncul akibat beberapa butir pasir pantai yang tertinggal di pakaian, saya mencoba meruntut kunjungan saya ke pantai yang kebetulan berturut-turut dan sangat tidak biasa untuk saya. Ya, karena saya yang jarang pergi ke pantai, bisa tiba-tiba melakukan perjalanan ke tempat yang sama berturut-turut. Dimulai pada akhir tahun lalu kemudian tahun ini. Ini seperti ada sesuatu yang menyatukan atau memang satu dengan yang lain saling bertautan, karena memang tidak ada yang kebetulan di dunia ini? Ah,terkadang heran dengan pikiran sendiri.
Oktober 2017, saya berkesempatan ikut acara camping di pantai. Pantai yang saya kunjungi saat itu adalah pantai Sanglen. Saya, bersama teman-teman baru saya, karena hanya ada satu orang yang sudah saya kenal sebelumnya, berkemah di pinggir pantai ini dan mengadakan acara bersih pantai. Pantai Sanglen termasuk pantai baru. Tahu ga, bagaimana cara tahu jika pantai ini masih baru? Menurut saya hal-hal tersebut bisa dilihat di lingkungan pantai itu sendiri, terutama fasilitas. Tak satupun warga yang yang menyewakan payung, hanya ada dua atau tiga warung di pinggir pantai, hanya ada beberapa kendaraan roda 4 yang ada di tempat parkir, ditambah akses jalan ke pantai yang masih bebatuan. Untuk fasilitas kamar mandi dan toilet sudah dibangun, meskipun jumlahnya belum banyak, tetapi sudah mencukupi untuk saat itu, mengingat pengunjung belum begitu sesak. Saya sempat terpisah dari rombongan ketika pulang, karena salah jalan, yang harusnya ke arah Sukoharjo, ini malah sampai di pusatnya kota Gunung Kidul, sesaat saya sempat berpikir, rame juga ternyata kota Gunung Kidul. (Ok, bukan ini inti ceritanya woi).
Nah ini, suatu hari, sesampai di rumah, saya sempat berpikir dan bertanya apakah saya akan kembali lagi mengunjungi pantai-pantai di Gunung Kidul? Melihat ada beberapa butir pantai pasir yang terbawa di celana saya. Hahaha...
Oktober 2017, saya berkesempatan ikut acara camping di pantai. Pantai yang saya kunjungi saat itu adalah pantai Sanglen. Saya, bersama teman-teman baru saya, karena hanya ada satu orang yang sudah saya kenal sebelumnya, berkemah di pinggir pantai ini dan mengadakan acara bersih pantai. Pantai Sanglen termasuk pantai baru. Tahu ga, bagaimana cara tahu jika pantai ini masih baru? Menurut saya hal-hal tersebut bisa dilihat di lingkungan pantai itu sendiri, terutama fasilitas. Tak satupun warga yang yang menyewakan payung, hanya ada dua atau tiga warung di pinggir pantai, hanya ada beberapa kendaraan roda 4 yang ada di tempat parkir, ditambah akses jalan ke pantai yang masih bebatuan. Untuk fasilitas kamar mandi dan toilet sudah dibangun, meskipun jumlahnya belum banyak, tetapi sudah mencukupi untuk saat itu, mengingat pengunjung belum begitu sesak. Saya sempat terpisah dari rombongan ketika pulang, karena salah jalan, yang harusnya ke arah Sukoharjo, ini malah sampai di pusatnya kota Gunung Kidul, sesaat saya sempat berpikir, rame juga ternyata kota Gunung Kidul. (Ok, bukan ini inti ceritanya woi).
Nah ini, suatu hari, sesampai di rumah, saya sempat berpikir dan bertanya apakah saya akan kembali lagi mengunjungi pantai-pantai di Gunung Kidul? Melihat ada beberapa butir pantai pasir yang terbawa di celana saya. Hahaha...
Januari, 2018, . Awal tahun ini, saya kembali mengunjungi pantai Sadranan, setelah mengunjungi kota Yogyakarta, kemudian berbelok ke pantai, dengan rombongan yang berbeda Saya masih berpikir sesuatu yang sama ketika mencuci celana saya, ada butiran
pasir putih tertinggal. So, will I be back to visit those Gunung Kidul's beaches?
Mei 2018, saya kembali lagi ke pantai Sadranan, bersama rombongan berbeda lagi dengan yang sebelumnya. Kemudian ke pantai Kukup sebagai pantai kedua yang jaraknya tidak begitu jauh dengan Sadranan.
Mei 2018, saya kembali lagi ke pantai Sadranan, bersama rombongan berbeda lagi dengan yang sebelumnya. Kemudian ke pantai Kukup sebagai pantai kedua yang jaraknya tidak begitu jauh dengan Sadranan.
Juni 2018, seminggu setelah Lebaran tahun ini, saya kembali, iya, dengan rombongan berbeda lagi, ke pantai Gunung Kidul. Pok Tunggal, dan Drini. Berkata dalam hati saya, ini kenapa saya jadi
sering ke pantai tahun ini? Sayapun mulai berpikir bahwa pantai bisa begitu
menyenangkan ketika saya membandingkan dengan gunung. Iya, dulu saya
berpikir pergi ke gunung akan lebih keren dan menyenangkan daripada pantai.
Hari ini saya masih menemukan butiran pasir putih tertinggal di kantong-kantong
celana saya.
Hmm, setelah beberapa kali membaca, cerita ini intinya apa coba? hahaha...
Hmm, setelah beberapa kali membaca, cerita ini intinya apa coba? hahaha...